INTERAKSI DESA KOTA
Masyarakat pedesaan dan perkotaan
bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam
keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat
ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung
pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti
beras, sayur - mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar
bagi jenis - jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan
dalam proyek - proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya
atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja-pekerja
musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan
di bidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka
merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Sebaliknya, kota menghasilkan
barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian,
alat dan obat - obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat - obatan
untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi. Kota juga menyediakan tenaga
- tenaga yang melayani bidang - bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa
tetapi tidak dapat dilakukannya sendiri, misalnya saja tenaga - tenaga di
bidang medis atau kesehatan, montir - montir, elektronika dan alat transportasi
serta tenaga yang mampu memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budi
daya pertanian, peternakan ataupun perikanan darat.
Dalam kenyataannya hal
ideal tersebut kadang-kadang tidak terwujud karena adanya beberapa pembatas.
Jumlah penduduk semakin meningkat, tidak terkecuali di pedesaan. Padahal, luas
lahan pertanian sulit bertambah, terutama di daerah yang sudah lama berkembang seperti
pulau Jawa. Peningkatan hasil pertanian hanya dapat diusahakan melalui
intensifikasi budi daya di bidang ini. Akan tetapi, pertambahan hasil pangan
yang diperoleh melalui upaya intensifikasi ini, tidak sebanding dengan
pertambahan jumlah penduduk, sehingga pada suatu saat hasil pertanian suatu
daerah pedesaan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduknya saja, tidak
kelebihan yang dapat dijual lagi. Dalam keadaan semacam ini, kotaterpaksa
memenuhi kebutuhan pangannya dari daerah lain, bahkan kadang - kadang terpaksa
mengimpor dari luar negeri. Peningkatan jumlah penduduk tanpa diimbangi dengan
perluasan kesempatan kerja ini pada akhirnya berakibat bahwa di pedesaan
terdapat banyak orang yang tidak mempunyai mata pencaharian tetap. Mereka ini
merupakan kelompok pengangguran, baik sebagai pengangguran penuh maupun
setengah pengangguran.
Desa
dan kota mempunyai keterkaitan yang erat antara keduanya yang sebenarnya dapat
saling menguntungkan. Bahan pangan seperti beras, sayur-mayur, rempah-rempah,
ataupun hewan ternak yang biasa kita konsumsi sehari-hari sebagian besar
terdapat dipedesaan dengan masyarakat desa sebagai pengelolanya. Sebaliknya,
penduduk pedesaan memerlukan masyarakat kota untuk menjual bahan pangan
tersebut dengan harga yang lebih tinggi karena dari sisi perekonomian
penghasilan masyarakat kota cenderung lebih tinggi dari masyarakat desa. Ini
terjadi mungkin karena beberapa factor seperti keterbatasan akses transportasi,
komunikasi, informasi dan teknologi yang kurang banyak di desa dibandingkan
kota.
Perbedaan
paling menonjol adalah kegiatan penduduk yang juga menjadi fungsi utama.
Kegiatan utama penduduk desa berada di sektor ekonomi primer yaitu bidang
agraris. Kehidupan ekonomi terutama tergantung pada usaha pengelolaan tanah
untuk keperluan pertanian, peternakan dan termasuk juga perikanan darat.
Sedangkan kota merupakan pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder yang meliputi
bidang industri, di samping sektor ekonomi tertier yaitu bidang pelayanan jasa.
Jadi kegiatan di desa adalah mengolah alam untuk
memperoleh bahan-bahan mentah, baik bahan kebutuhan pangan, sandang maupun
lain-lain bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia. Sedangkan kota
mengolah bahan-bahan mentah yang berasal dari desa menjadi bahan-bahan
asetengah jadi atau mengolahnya sehingga berwujud bahan jadi yang dapat segera
dikonsumsikan. Dalam hal distribusi hasil produksi ini pun terdapat perbedaan
antara desa dan kota. Di desa jumlah ataupun jenis barang yang tersedia di
pasaran sangat terbatas. Di kota tersedia berbagai macam barang yang jumlahnya
pun melimpah. Bahkan tempat penjualannya pun beraneka ragam. Ada barang-barang
yang dijajakan di kaki-lima, dijual di pasar biasa di mana pembeli dapat
tawar-menawar dengan penjual atau dijual di supermarket dalam suasana yang
nyaman dan harga yang pasti. Bidang produksi dan jalur distribusi di perkotaan
lebih kompleks bila dibandingkan dengan yang terdapat di pedesaan, hal ini
memerlukan tingkat teknologi yang lebih canggih. Dengan demikian memerlukan
tenaga-tenaga yang memilki keahlian khusus untuk melayani kegiatana produksi
ataupun memperlancar arus distribusinya.
Perbedaan kota dan wilayah pedesaan dari prioritas
dalam analisis. Jika dalam perkotaan akan diprioritaskan untuk mengetahui
fungsi layanan dari kota tersebut. Jenis fungsinya yang sekunder dan tersier.
Mana yang lebih dominan dan seberapa besar jangkauannya. Ketika menganalisis
fungsi ini juga akan diperhatikan managemen dari kota tersebut. Dan analisisnya
juga akan terpaku untuk menganalisis perbagian kota – kota secara detail misal
suatu kawasan dalam perkotaan yang memiliki ciri khas tertentu. Dan analisis
yang dilakukan biasanya bersifat messo ke mikro. Sedangkan untuk wilayah
pedesaan akan berlaku sebaliknya. Analisisnya akan lebih bersifat komparasi dan
mencari pola umum atau keragaman dalam suatu wilayah pedesaan itu. Semisal
wilyah pedesaan ini memiliki berbagai potensi sumber daya, maka akan dicari
pola umumnya yaitu paling dominan potensi A. Dan dilihat juga perbandingannya
dengan daerah sekitarnya secara potensi yang kemudian akan menjadi analisis
interaksi antara wilayah pedesaan. Sifat analisis bersifat makro ke messo,
memperhatikan distribusi spasialnya dan karakternya yang primer.
Maka
dari itu hubungan desa dan kota harus diseimbangkan sehingga tidak menimbulkan
kesenjangan satu sama lain. Diperlukan
kesadaran masing-masing pihak untuk mengatasi permasalahan yang muncul. Mulai dari mencoba menciptakan lapangan pekerjaan sendiri seperti wira
usaha atau loka karya. Selain itu
desa dan kota juga harus membatasi tingkat konsumsi bahan pangan yang semakin
menipis akibat lahan pertanian dan peternakan yang semakin sempit.Apalagi kedua
belah pihak juga harus berperan dalam melestarikan lingkungan masing-masing
agar terhindar dari polusi yang menghantui setiap wilayah.
Faktor Interaksi Desa - Kota
faktor tersebut dikemukakan oleh
Edward Ulman yang terdiri dari faktor - faktor, yaitu :
- Adanya wilayah – wilayah yang saling melengkapi (regional complementarity) artinya, terdapat kebutuhan timbal balik antar wilayah sebagai akibat adanya perbedaan potensi yang dimiliki oleh tiap wilayah.
- Adanya kesempatan untuk berintervensi (intervening opportunity) artinya, kedua wilayah memiliki kesempatan melakukan hubungan timbal balik serta tidak ada pihak ketiga yang membatasi kesempatan itu. Adanya campur tangan /intervensi pihak ketiga (wilayah ketiga) dapat menjadi penghambat atau melemahkan interaksi antara dua wilayah.
- Adanya kemudahan transfer/ pemindahan dalam ruang (spacial transfer ability) artinya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang baik manusia, informasi ataupun barang sangat bergantung dengan faktor jarak, biaya angkasa (transportasi) dan kelancaran prasarana transportasi. Jadi semakin mudah transferbilitas, maka akan semakin besar arus komoditas
Dari
tiga faktor diatas maka dibawah ini akan dibahas tentang salah satu dari faktor
tersebut yakni adanya wilayah yang saling melengkapi yang akan menitik beratkan
pada perbedaan suatu wilayah yang dari perbedaan tersebut dapat saling
melengkapi satu sama lain, dilihat dari potensi pada desa yang dapat melengkapi
kebutuhan kota dan potensi kota yang akan melengkapi kebutuhan desa.
Ø
Perbedaan kota dan desa
Kota dan desa merupakan tempat suatu
kesatuan penduduk. Kota dan desa memilikiperbedaan yang sangat significant.
Yang membuat kota berbeda dengan desa menurut kami adalah
karena perbedaan pola fikir dan sudut pandang yang dianut penduduknya itu sendiri. Ada beberapa perbedaan antara kota dan desa diantaranya:
1. Nilai sosial pada penduduk
Nilai social antar penduduk kota dan desa merupakan
salah satu hal yang paling terlihat perbedaanya. Bisa kita lihat jika
didesa para penduduk berlomba-lomba untuk bergotong royong dalam membantu
tetangga sekitar dan juga biasanya penduduk desamenghabiskan waktu senggang
mereka untuk melakukan kegiatan bersama tetanggalainnya sedangkan di kota,
mereka berlomba-lomba memasang pagar yang tinggi agarterlihat hebat.
2. Tingkat
pendapatan
jelas saja terlihat jika penduduk kota dan desa
memiliki perbedaan dalam hal tingkat.Biasanya penduduk didesa mendapatkan
penghasilan dari bertani ataupun berternak sedangkan di kota biasanya
penduduk menjadi karyawan ataupun berdagang. Hasi daribertani biasanya
digunakan penduduk desa untuk konsumsi sehari-hari dan sebagiannya lagi untuk dijual. Berbeda halnya dengan di kota yang kebutuhan
sehari-harinya biasanya di dapat di warung ataupun pasar swalayan.
3. Kemajuan teknologi
Kota biasanya lebih cepat dalam hal kemajuan
teknologi. Jika dulu hanya orang-orangkota saja yang biasanya menggunakan
telephone genggam sekarang seluruh lapisanmasyarakat dapat menggunakan
telephone genggam. penduduk kota lebih berpikiranterbuka dalam bidang
teknologi. Biasanya penduduk desa akan berfikir dua kali untuk menggunakan
barang teknologi karena jika barang tersebut tidak memiliki
manfaat biasanya penduduk desa lebih memilih tidak menggunakan teknologi
tersebut.
4. Nilai budaya
Nilai budaya penduduk desa lebih kental dibandingkan
nilai budaya pada penduduk kota. Hal ini dikarenakan penduduk desa yang
belum tergeser budayanya denganbudaya asing berbeda dengan nilai budaya
penduduk kota yang sudah bercampurdengan budaya asing karena budaya asing
dengan mudahnya dapat masuk ke dalamkehidupan penduduk kota yang memiliki
pemikiran terbuka dan modern. Jika di desamasih ada tradisi untuk berkumpul
bersama sanak saudara lainnya ketika panen danmengadakan kegiatan dalam bentuk
seni berbeda dengan penduduk kota yang lebihmemilih untuk berkumpul di warung
kopi dan menghabiskan waktu disana.
5. Jumlah penduduk
Angka urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke
kota) biasanya setiap tahunmeningkat. Hal ini dikarenakan setiap tahun biasanya
orang yang mudik pastimembawa saudaranya yang lain ikut kerja di kota untuk
merubah nasib denganharapan dapat membiayai saudara-saudara di desa. Hal ini
pulalah yang menyebabkanperbedaan jumlah penduduk yang sangat significant.
Kota-kota besar penuh denganorang-orang desa yang melakukan urbanisasi dengan
harapan dapat merubah hidup.Sedangkan didesa yang tinggal hanya petani-petani
yang memiliki lading untuk di olah.Jadi jika kehidupan di kota yang memiliki
banyak penduduk ramai berbeda dengandidesa yang ramai jika sanak saudara yang
lain pulang mudik.
Pada zaman
dahulu yang namanya desa dan kota sangat mencolok perbedaannya, dari segala
aspek jelas sangat berbeda, secara garis besar contoh perbedaan itu adalah :
- Lingkungan & Pola Hidup
Masyarakat desa mempunyai image
saling menolong, saling tegur sapa, dan
semuanya yang bisa menguatkan silaturrahmi, sedangakan masyarakat kota mungkin
karena sibuk jadi tidak sempat melakukan itu, sehingga terkesan individualis.
- Keadaan Alam
Keadaan alam yang asri membuat udara
di sekitar pedesaan menjadi lebih segar, sehat, nyaman dipandang mata sedangkan
di kota penuh dengan asap kendaraan, asap rokok dan tak ada tumbuhan yang
mengurangi itu.
- Ilmu Teknologi
Gaptek bisa
dinobatkan pada masyarakat pedesaan, mengingat ilmu teknologi yang selalu
update setiap detik dan mereka tak bisa mengikuti, hal yang berbeda di alami
oleh masyarakat kota, ilmu teknologi sudah mengiringi mereka dalam membantu
pekerjaannya.
- Fasilitas
Tradisional adalah alat semua
fasilitas yang mengikuti kegiatan sehari sehari masyarakat desa, pasar adalah
andalan mereka jika ingin membeli kebutuhan sehari – hari dalam jumlah besar.
Mall, hypermart adalah tempat yang sangat pas dalam mencari kebutuhan
masyarakat kota. BerAC, bersih, modern, dll.
- Adat Istiadat
Masih kentalnya acara – acara yang
bisa membuat masyarakat desa berkumpul, saling ngobrol, meskipun just say
“hello” atau “gimana keadaannya?”. Acara yang dimaksut seperti : PKK, ronda
malam, acara rutin kumpul RT, perkumpulan remaja kampung seperti “karang
taruna”. Di kota lebih fleksibel, rangkaian bunga yang dibubuhi 1 kalimat ucapan
menjadi alternative jika orang tak bisa hadir dalam acara yang mungkin hanya
ada 1 kali dalam setahun.
- Lingkungan & Pola Hidup
Semakin banyaknya urbanisasi yang
terjadi pada zaman sekarang, membuat pola hidup dan lingkungan menjadi hampir
mirip, Hal itu terjadi karena memang mereka para urban membaur dengan
orang kota dan tidak menutup kemungkinan kebiasaan mereka yang positif menjadi
bahan tiru tiruan para masyarakat kota. Contohnya saling tegor sapa, atau yang
lebih ekstrim masyarakat kota mulai belajar bahasa dari teman – temannya yang
mungkin dari daerah tertentu, karena hal itu bisa dianggap menarik.
- Keadaan Alam
Keadaan ini yang membuatku miris,
baik di desa maupun di kota, persediaan tumbuhan hijau semakin sedikit, hal ini
diberlakukannya pembangunan pedesaan untuk memenuhi kebutuhan fasilitas warga
desa. Sehingga keadaan alam desa dan kota hampir sama sekarang.
- Ilmu Teknologi
Adanya program “internet masuk desa” atau banyaknya
pemuda desa yang bersekolah di kota membuat pengetahuan masyarakat desa jadi
maju selangkah. Suatu dampak yang positif menurutku. Sehingga masyarakat desa
dan kota dapat bersaing, dan terbukti sudah ada contoh persaingan masyarakat
desa dan kota dalam perlombaan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) yang di ikuti oleh
seluruh Indonesia berbaur menjadi satu, tak peduli masyarakat desa ataupun
kota, tapi kemampuan yang dikompetisikan.
- Fasilitas
Karena adanya pembangunan desa,
fasilitas di desa dibuat sedemikian rupa agar sama dengan keadaan kota, meskpun
tak se-mewa dan se-modern kota tapi paling tidak lebih bersih dan nyaman.
- Adat Istiadat
Baik di kota maupun di desa sama
sama berkurang mengenai adat istiadan nenek moyang, hal ini dikarenakan ilmu
teknologi yang semakin maju sehingga masyarakat menjadi lebih condong ke ilmu
teknologi. Di samping itu semakin sedikit orang yang kental adat istiadatnya,
sehingga tak bisa mensosialisasikan pada masyarakat yang terus berkembang biak
berlomba lomba dalam melestarikan keturunan masing masing sehingga kepadatan
penduduk menjadi salah satu masalah besar di Indonesia, hahaha.
Mungkin begitulah opiniku mengenai
masayarakat desa dan kota untuk kondisi sekarang. Memang ada pro dan kontra
atas semua perubahan yang terjadi pada masa sekarang. But itu tak menjadi
masalah yang signifikan karena pada dasarnya masyarakat desa dan kota bukan bertolak
belakang melainkan saling melengkapi
antara satu dengan yang lain. Hahaha tambah bingung bukan ? tadi bilang
bertolak belakang, bahkan menyebutnya berbeda, dan tidak ada perbedaan pada
masa sekarang, nah sekarang malah saling
melengkapi .
Ø Potensi Desa
Potensi desa dapat terbagi dalam dua macam yaitu
:
1. Potensi Fisik
a) Tanah mencakup berbagai macam kandungan kekayaan yang terdapat di
dalamnya.misalnya kesuburan,tanah,bahan tambang,dan mineral.
b) Air meliputi sumber air dan fungsinya sebagai pendukung kehidupan
manusia.air sangat dibutuhkan oleh setiap mahkluk hidup untuk bertahan hidup
dan juga aktivitas sehari-hari.
c) Iklim sangat erat kaitannya dengan temperatur dan curah hujan yang
sangat mempengaruhi setiap daerah, sehingga corak iklim sangat mempengaruhi
kehidupan masyarakat desa agraris.
d) Ternak berfungsi sebagai sumber tenaga dan sumber gizi bagi masyarakat
pedesaan.pada desa agraris, ternak juga dapat menjadi investasi dan sumber
pupuk.
e) Manusia merupakan sumber tenaga dalam proses pengolahan lahan
petani, sehingga manusia sebagai potensi yang sangat berharga bagi suatu
wilayah untuk mengelolah sumber daya alam yang ada.
2.Potensi Nonfisik
a.
Masyarakat desa cirinya memiliki semangat kegotongroyongan yang tinggi dalam
ikatan kekeluargaan yang erat (gemeinschaft) merupakan landasan yang
kokoh bagi kelangsungan program pembangunan.
b.
Lembag-lembaga sosial,pendidikan,serta organisasi sosial desa.Lembaga-lembaga
tersebut banyak memberikan pembinaan dan arah bagi perkembangan dan pelaksanaan
pembangunan desa dalam meningkatkan taraf hidup warganya.lembaga-lembaga sosial
yang terdapat di desa,antara lain yaitu lembaga:
·
Pemerintahan, seperti Badan Perwakilan Desa (BPD).
·
Pendidikan, seperti perpustakaan desa, kelompencapir, penyuluhan, simulasi,dan
lain-lain.
· Kesehatan, seperti puskesmas,
posyandu, dan BKIA.
· Ekonomi, seperti Koperasi Unit Desa
(KUD) dan lumbung desa.
c. Aparatur dan pamong desa merupakan sarana pendukung kelancaran dan
ketertiban pemerintahan desa.perannannya sangat penting bagi perubahan dan
tingkat perkembangan desa.
Potensi fisik
dan nonfisik desa tersebut merupakan factor penunjang peranan desa sebagai
hinterland, yaitu daerah penghasil bahan-bahan pokok bagi masyarakat kota.
Potensi fisik dan nonfisik antar desa berlainan satu sama lain, hal ini
dikarenakan:
1. Perbedaan
lingkungan geografis, seperti luas wilayah, jenis tanah, tingkat
kesuburan, sumber daya alam, dan penggunaan
lahan.
2. Perbedaan
kondisi demografi, meliputi jumlah, kepadatan, serta persebaran penduduk.
Secara umum,
tingkat kemajuan suatu desa ditentukan oleh:
1. Potensi
desa, yang mencakup potensi sumber daya alam, masyarakat desa, dan aparatur
desa.
2. Interaksi
antara desa dan kota, antara desa satu dan desa yang lainnya, serta
perkembangan sarana trasportasi dan komunikasi antar wilayah.
3. Lokasi suatu desa terhadap daerah
sekitarnya yang lebih maju.
Potensi Desa & Kaitannya dengan Perkembangan Desa-Kota
Secara umum,
desa merupakan permukiman penduduk yang
terletak di luar kota dan mata pencaharian sebagian besar penduduknya di bidang agraris. Kebanyakan orang sering menyebutnya dengan kampung. Berdasarkan
hasil sensus penduduk tahun 2000, persentase
penduduk Indonesia di perkotaan adalah 42,0%. Ini berarti, persentase penduduk yang tinggal di perdesaan masih lebih tinggi, yaitu 58% dari jumlah penduduk Indonesia. Kebanyakan penduduk perdesaan bekerja di bidang pertanian,
sehingga dapat dikatakan bahwa desa-desa di Indonesia pada umumnya berfungsi
sebagai desa agraris. Mengapa bidang pertanian menjadi andalan mata pencaharian penduduk di desa? Bagaimana menurutmu?
Menurut
Bintarto, desa memiliki tiga unsur utama yang meliputi daerah, penduduk, dan tata kehidupan.
a. Daerah (Wilayah)
Daerah yang dimaksud
berupa lahan yang produktif maupun yang tidak
produktif, termasuk penggunaan tanah, letak, luas, dan batas lahan di lingkungan setempat. Unsur daerah meliputi lahan di desa, misalnya lahan pekarangan, persawahan, tegalan, dan permukiman.
b. Penduduk
Unsur desa
ini meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat. Unsur ini terkait dengan kualitas dan kuantitas penduduk desa.
c. Tata Kehidupan
Tata
kehidupan desa berupa pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan penduduk desa. Tata pergaulan berkaitan dengan selukbeluk kehidupan masyarakat desa (rural
society). Tata kehidupan ini erat
kaitannya dengan usaha penduduk desa dalam mempertahankan hidup dan meningkatkan kesejahteraan. Ketiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan hidup (living unit). Kemajuan desa dipengaruhi oleh unsur-unsur tersebut terutama yang berkaitan dengan faktor usaha manusia (human efforts) dan tata geografi (geographical setting).
Kemajuan dan
kemakmuran desa ditentukan oleh usaha penduduk desa selain tata geografinya. Desa yang memiliki banyak sumber daya alam tetapi penduduknya tidak cukup mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan semangat membangun mengakibatkan desa kurang maju. Sebaliknya, meskipun desa memiliki sumber daya alam terbatas tetapi
penduduknya terampil, berpengetahuan, dan bersemangat dalam membangun desa
sehingga mampu mengatasi hambatan alam dan geografis wilayah maka desa akan
cepat maju.
Letak suatu
desa pada umumnya jauh dari pusat keramaian.
Desa yang terletak di perbatasan kota mempunyai
kemungkinan lebih berkembang dibanding desa-desa di
pedalaman. Unsur letak menentukan besar kecilnya
isolasi suatu desa terhadap desa lain. Desa yang terletak jauh dari kota memiliki lahan yang luas. Penggunaan lahan lebih banyak untuk pertanian tanaman pokok dan tanaman perdagangan daripada untuk gedung-gedung atau
perumahan.
Desa
memiliki fungsi penting bagi perkembangan daerah
sekitarnya. Fungsi desa sebagai berikut.
a. Dalam
interaksi desa-kota, desa berfungsi sebagai daerah dukung (hinterland) atau daerah penyuplai
bahan makanan pokok, seperti padi, jagung, ketela, kacang, kedelai,
buah-buahan, sayur-sayuran, dan daging hewan.
b. Desa
berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw
material) dan tenaga kerja
(man power) ditinjau dari sisi
potensi ekonomi.
c. Dari sisi
kegiatan kerja (occupation),
desa dapat berfungsi
sebagai desa agraris, desa manufaktur, desa industri, dan desa nelayan.
Kebanyakan
desa di Pulau Jawa berfungsi sebagai desa agraris.
Meskipun demikian, beberapa desa sudah menunjukkan
perkembangan baru, yaitu munculnya industri-industri
kecil yang disebut industri perdesaan (rural industries).
Desa
mempunyai peran pokok di bidang ekonomi karena
menjadi daerah produksi pangan dan komoditas ekspor. Peran penting desa dalam produksi pangan berpengaruh terhadap ketahanan pangan nasional. Selain itu, peningkatan jumlah dan kualitas komoditas, seperti kelapa, kelapa sawit, lada, kopi, cengkih, teh, dan karet juga penting untuk meningkatkan ekspor dan devisa negara. Penduduk desa nelayan banyak menghasilkan bahan pangan protein tinggi, seperti ikan dan udang. Mereka memenuhi kebutuhan ikan dan udang dalam negeri serta untuk komoditas ekspor.
Peranan desa
dalam pembangunan wilayah sangat penting karena banyak potensi yang dimilikinya. Pengembangan desa perlu mempertimbangkan potensi desa. Desa memiliki potensi fisik dan nonfisik. Apakah potensi fisik dan nonfisik yang dimiliki desa? Potensi fisik antara lain berupa lahan, air, iklim, flora, dan fauna.
a. Lahan
Lahan tidak
hanya sebagai tempat tumbuh tanaman, tetapi juga
sebagai sumber bahan tambang dan mineral. Lahan
memiliki jenis tanah yang menjadi media bagi tumbuhnya tanaman tertentu. Misalnya, jenis tanah aluvial cocok bagi tanaman padi, jagung, dan kacang, jenis tanah berkapur cocok bagi tanaman jati dan tebu. Pada lahan juga dimungkinkan terjadi eksploitasi bahan tambang seperti batu bara, batu kapur, pasir kuarsa, batu marmer, dan sebagainya.
b. Air
Pada umumnya
desa memiliki potensi air yang bersih dan melimpah.
Dari dalam tanah, air diperoleh melalui penimbaan, pemompaan, atau mata air. Air digunakan penduduk desa untuk keperluan minum, irigasi, mencuci, memasak, dan keperluan lain. Secara kuantitas dan kualitas, air di perdesaan dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan air penduduknya.
c. Iklim
Iklim
memegang peranan penting bagi pertanian desa. Iklim dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Pada ketinggian tertentu, suatu desa menjadi maju karena kecocokan iklimnya bagi pengembangan tanaman dan pemanfaatan tertentu. Seperti perkebunan buah, tempat rekreasi, dan tempat peristirahatan.
d. Flora dan Fauna
Di desa
masih banyak lahan yang dapat dikembangkan untuk usaha di bidang pertanian. Berbagai jenis tanaman pangan dan hewan ternak banyak dibudidayakan di daerah perdesaan. Hal itu merupakan upaya pemenuhan kebutuhan pangan di daerah perdesaan maupun di perkotaan.
Selain
potensi fisik, desa juga memiliki potensi nonfisik. Potensi nonfisik desa antara lain sebagai berikut.
a. Penduduk Desa
Masyarakat
desa merupakan kelompok sosial dengan hubungan yang erat dengan solidaritas tinggi. Hal itu merupakan kekuatan dalam membangun wilayah perdesaan .
b. Lembaga dan Organisasi Sosial
Lembaga atau
organisasi sosial merupakan suatu badan perkumpulan yang
membantu masyarakat desa dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya: Koperasi Unit Desa (KUD), Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), dan lain sebagainya.
c. Aparatur dan Pamong Desa
Aparat desa
bertugas menjaga kelancaran administrasi desa dan menggerakkan sumber daya manusia di desa. Contoh: kepala desa, kepala dusun, kepala adat, dan lain-lain.
Potensi yang
dimiliki oleh setiap desa sesungguhnya berbeda. Mengapa demikian? Karena ada perbedaan lingkungan geografis dan keadaan penduduknya. Selain itu, luas lahan, jenis tanah, dan tingkat kesuburan juga tidak sama. Sumber air dan tata air yang berlainan menyebabkan corak kehidupannya juga berbeda.
Keadaan dan
tata kehidupan penduduk desa memengaruhi karakteristik
dan tingkat kemajuan desa. Sebutan desa tradisional, desa swadaya, desa swakarya (sedang berkembang), dan desa swasembada (maju) menunjukkan tingkat kemajuan desa. Faktor apakah yang menentukan kemajuan desa? Faktor-faktor yang menentukan kemajuan desa sebagai berikut.
a. Potensi Desa
Potensi desa
mencakup sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Penduduk desa dan pamong (aparatur) desa merupakan sumber daya manusia yang sangat menentukan kemajuan desa.
b. Interaksi dengan Daerah Lain
Interaksi
dapat terjadi antara desa dengan desa, serta desa dengan kota. Perkembangan komunikasi dan transportasi memudahkan interaksi desa dengan daerah lain sehingga desa semakin maju.
c. Lokasi Desa
Lokasi desa
berkaitan dengan letak desa terhadap daerah di
sekitarnya. Desa akan lebih berkembang apabila
lokasinya berdekatan dengan daerah yang lebih maju.
Pada waktu
lalu, orang beranggapan bahwa modernisasi hanya
berlaku di daerah kota. Anggapan itu tentu saja tidak benar, pembangunan sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi menyebabkan perdesaan semakin maju. Pembangunan jalan dan jumlah kendaraan bermotor yang semakin banyak di perdesaan telah meningkatkan interaksi desa kota.
Ø Potensi Kota
·
potensi pengembangan
industri kecil bahkan sampai dengan pangsa ekspor
·
Potensi lainnya
adalah sektor wisata alam. Potensi wisata ini
semakin besar dengan kekayaan budaya tradisional
·
Potensi
Infrastruktur, dari sisi transportasi, jarak jalan adarat
·
Potensi
Kelistrikan dan Telekomunikasi,
Komplementaris antara desa dengan kota (wilayah yang
saling melengkapi)
Wilayah yang memiliki potensi sumber
daya yang berbeda-beda baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Perbedaan
sumber daya kota dan desa menyebabkan timbulnya interaksi. Jadi ada kebutuhan
saling melengkapi atau komplementaritas. Ini didorong oleh permintaan dan penawaran.
Perancis berdagang anggur dengan Belanda karena Belanda merupakan konsumennya.
Relasi komplementaritas hanya terjadi jika tawaran bermanfaat bagi pihak yang
minta. Manfaatnya ditentukan oleh banyak hal seperti : budaya, pengetahuan,
teknik, kondisi kehidupan dan sebagainya. Semakin besar komplementaritas,
semakin besar arus komoditas.
Batas-batas desa
dan kota sudah mulai samar. Konsep kota bisa muncul di daerah perdesaan dan
sebaliknya konsep desa dapat muncul di perkotaan. Warga kota tergantung ke
desa, warga perdesaan bisa tergantung ke perkotaan. Sebagian besar hubungan
desa-kota yang terjadi selama ini diwarnai oleh motif-motif eksploitatif
sehingga warga perdesaan mengalami proses pemiskinan. Karena itu, warga desa
dan kota perlu melakukan pembangunan kembali membangun hubungan mereka secara
setara agar tercipta hubungan yang lestari.
Manfaat Interaksi Desa-Kota bagi
Perkotaan :
1) Terpenuhinya sumber
daya alam sebagai bahan mentah/bahan baku industri.
2) Terpenuhinya
kebutuhan pokok yang dihasilkan pedesaan.
3) Terpenuhinya
kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan bagi perkotaan.
4) Tersedianya tempat
pemasaran hasil industri.
Manfaat Interaksi Desa-Kota bagi
Pedesaan :
1) Terpenuhinya
barang-barang yang tidak ada di desa
2) Masuknya pengaruh
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari kota ke pedesaan.
3) Membuka lapangan
kerja baru di sektor pertanian.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar