Hampir semua batuan penyusun kulit bumi tidak
lepas dari pengaruh stress yang sangat kuat. Batuan yang ‘brittle’ (kaku’)
sangat mudah patah dan putus jika dibawah pengaruh gaya kompressi maupun
tarikan, sehingga batuan akan patah membentuk pegunungan Patahan.
Lapisan batuan penyusun kerak bumi yang
mengalami patahan sebagaimana batuan yang mengalami perlipatan akan berubah
menjadi Pegunungan Patahan, jika lapisan batuan mengalami patahan turun
berjenjang maka akan membentuk Pegunungan Blok, atau jika patahan
tersebut bersekala kecil maka kenampakan patahan berjenjang tersebut dapat
diamati secara langsung di singkapan batuan, terutama pada singkapan
tebing-tebing jalan yang digali untuk perluasan jalan atau pada tebing sungai
tersingkap karena oleh kikisan arus air pada tebing/dinding batuan sungai,
seperti pada gambar berikut :
Oleh karena permukaan batuan berhubungan
langsung dengan faktor luar yang cenderung mempengaruhi sifat fisik maupun
kimiawi batuan sehingga permukaan lapisan batuan yang terpatahkan, mengalami
pelapukan dan terkikis sehingga kenampakan bentuk patahan sebenarnya berjenjang
membentuk undak-undak patahan akan menjadi rata dan permukaan batuannya
dilapisi dengan soil atau tanah penutup.
Pada daerah-daerah yang mempunyai susunan
batuan yang berumur tua seperti kondisi singkapan batuan yang ada di Sulawesi
Selatan,tidak akan kita jumpai lagi kenampakan ideal dari pada Pegunungan
vokano/Gunungapi, Pegunungan lipatan ataupun Pegunungan Blok yang pada awalnya
dibentuk oleh gunungapi, oleh karena pelapukan sudah berlangsung jutaan tahun.
Yang dapat kita jumpai hanyalah Jalur-jalur Pegunungan yang telah mengalami
proses denudasi atau menuju ke proses perataan menjadi Peneplain, bahkan
bagian bawah kaki lereng sudah ceenderung membentuk pedatan/plain berupa
dataran pantai, dataran banjir, bahkan dataran danau. Pada singkapan
batuannyasangat sulit dijumpai singkapan yang baik dan ideal.
http://artikelbiboer.blogspot.com/2010/01/perlipatan-folding-dan-patahan.html
setelah
ngintip di sitemeter, ternyata banyak jg yg cari2 tau apa itu patahan atau
sesar…mmhhh, menarik…itu artinya memang udah banyak orang yg mulai tertarik
untuk tau lebih banyak lg tentang geology…terutama hal2 yg banyak
berkaitan dengan negri kita ini…salut…
patahan atau
sesar (atau istilah geology-nya "fault") adalah satu
bentuk rekahan pada lapisan batuan bumi yg me-mungkin-kan satu blok batuan
bergerak relatif terhadap blok yg lain-nya…pergerakan-nya bisa relatif turun,
relatif naik, ataupun bergerak relatif mendatar terhadap blok yg
lain-nya…pergerakan yg tiba2 dr suatu patahan atau sesar bisa mengakibatkan
gempa bumi…
patahan/sesar turun (atau di-sebut jg patahan/sesar
normal) adalah satu bentuk rekahan pada lapisan bumi yg me-mungkin-kan satu
blok batuan bergerak relatif turun terhadap blok lainnya…
gambar
di-samping bisa ngejelasin dgn baik…blok yg ada di bagian bawah patahan/sesar
disebut sebagai foot wall dan blok yg ada di bagian atas patahan/sesar
disebut sebagai hanging wall…pada sesar turun, bagian hanging wall
akan bergerak relatif turun terhadap foot wall-nya…mudah bukan
pengertian-nya…?
patahan/sesar
ini bisa di-bayang-in sebagai satu bidang miring imaginer yg
me-misah-kan dua blok lapisan batuan…fault scarp adalah bidang miring imaginer
tadi atau dalam kenyataan-nya adalah permukaan dr bidang sesar…sebagai acuan
pada gambar di samping: lapisan batuan dgn warna lebih merah pada bagian hanging
wall berada pada posisi yg lebih bawah (lebih dalam) drpd lapisan yg sama
pada foot wall…offset ini ini menandakan bagian hanging
wall udah bergerak relatif turun terhadap foot wall-nya…
bagaimana dgn patahan/sesar naik
(istilah geology-nya adalah "reverse fault")…? teori dasar-nya sama
saja dgn patahan/sesar turun, tapi untuk sesar naik ini bagian hanging wall-nya
relatif bergerak naik terhadap bagian foot wall…salah satu ciri sesar
naik adalah sudut kemiringan dr sesar itu termasuk kecil, berbeda dgn sesar
turun yg punya sudut kemiringan bisa mendekati vertical (gambar di
samping kaya-nya cuman sebagai pe-nyederhana-an saja)…keliatan kan lapisan
batuan yg berwarna lebih merah pada hanging wall berada pada posisi yg
lebih atas (lebih shallow) drpd lapisan batuan yg sama pada foot
wall…ini menandakan lapisan yg ada di hanging wall udah bergerak
relatif naik terhadap foot wall-nya…
kenapa
sudut kemiringan itu bisa berbeda untuk dua sesar ini…? ide-nya adalah karena
di-perlu-kan satu gaya/energi yg memungkinkan dua blok ini bergerak satu sama
lain…gaya/energi untuk menimbul-kan satu blok bergerak relatif turun terhadap
blok yg lain-nya mungkin tidak sebesar gaya/energi untuk meng-gerak-kan
satu blok relatif naik terhadap blok yg lain-nya…
apa kabar patahan/sesar
mendatar…? patahan/sesar ini bisa di-bagi dua lg: sesar mendatar
mengiri (satu blok bergerak relatif ke kiri terhadap blok ya lain-nya) dan
sesar mendatar menganan (satu blok bergerak relatif ke kanan terhadap blok yg
lain-nya)…binun…? gambar di samping mungkin bisa lebih menjelaskan…ide-nya sama
saja dgn sear turun ataupun sesar naik: ada gaya/energi yg menggerakkan dua
blok tersebut, hanya saja pada sesar mendatar ini gaya/energi-nya ada pada arah
horizontal…lapisan batuan yg berwarna lebih merah pada blok sebelah kiri berada
pada posisi yg relatif sama dgn lapisan batuan pada blok sebelah kanan, hanya
saja blok sebelah kiri ini udah bergerak relatif mendatar terhadap blok yg
sebelah kanan…pada gambar di sebelah di-tanda-i dgn bergerak-nya pagar di
permukaan dua blok tersebut…
mudah2an
penjelasan di atas bisa memberikan gambaran bagaimana sih sebenernya
patahan/sesar/fault itu…terutama sebagai basic hubungan
antara sesar/patahan/fault dgn gempa bumi yg sering mampir ke
Indonesia…
Bentuk-bentuk permukaan bumi terbentuk lewat proses
pembentukan dan perombakan permukaan bumi yang berlangsung cukup lama.
Perubahan permukaan bumi terjadi oleh tenaga geologi yang terdiri dari tenaga
endogen dan tenaga eksogen.
Tengaga Endogaen juga bisa disebut juga tenaga tektonik.Tenaga Endogen adalah tenaga yangberasala dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses diatropisme dan proses vulkanisme. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer)
Proses Diastropisme adalah proses strutual yang
mengakibatkan terjadinya lipatan dan patahan tanpa dipengaruhi magma tapi
tenaga dari dalam bumi.
Proses datropisme juga dapat menyababkan truktur
lapisan-lapian batuan retak-retak dan patah. Lapiasan batuan yang mengalami
proses patahan ada yang mengalami pemerosotan yang membentuk lemdh patahan dan
ada yang terangkat membentuk puck patahan. Lembah patahan disebut slenk atau
graben sedangkan puncak patahan dinamakan horst.
1.
Diastropisme
Yaitu semua peristiwa yang berhubungan dengan kekuatan gaya tarik menarik pada
bagian kulit muka bumi sehingga menghasilkan bentuk patahan dan lipatan.
Patahan akan terjadi bila struktur batuan mendapatkan tekanan yang sangat besar
yang melewati batas titik patah batuan, sedangkan akan terjadi lipatan
jika tekanan horizontal saling bertemu pada suatu titik batuan yang
elastis.
a.
Patahan
Patahan dibedakan dalam beberapa bentuk
sebagai berikut:
1)
Patahan
normal yaitu patahan yang arah lempeng batuannya mengalami penurunan yang
mengikuti arah
gaya
berat.
2)
Patahan
reverse yaitu patahan yang arah lempeng batuannya bergerak naik berlawanan
dengan arah gaya
berat.
3)
Patahan
slip fault yaitu patahan yang dipengaruhi oleh dua tenaga penggerak lapisan
batuan yang saling
bertemu
berawanan arah.
b.
Lipatan
Berdasarkan
sumbunya, lipatan dibedakan:
1)
Lipatan
tegak yaitu lipatan yang mempunyai antiklinal dan sinklinal dengan letak yang
simetrik terdapat
sumbu lipatan di sampingnya.
2) Lipatan miring yaitu lipatan yang mempunyai
antiklinal agak miring
3) Lipatan menggantung yaitu lipatan yang mempunyai
antiklinal dan sinklinal yang lebih miring daripada lipatan miring.
4) Lipatan isoklinal yaitu lipatan yang mempunyai beberapa
antikinal yang relatif sejajar.
5) Lipatan rebah yaitu lipatan yang terjadi karena adanya
tekanan yang kuat yang mendorong bagian dasar dari lipatan.
2.
Vukanisme
Yaitu peristiwa yang berhubungan dengan keluarnya magma ke permukaaan bumi.
Magma sendiri merupakan campuran batuan cair pijar, liat, dan sangat panas yang
terdapat pada lapisan kerak bumi. Magma ketika sudah sampai di permukaan bumi
disebut sebagai lava.
Ada tiga zona tempat
terjadinya vulkanisme, yaitu:
1)
Vulkanisme pada zona divergen, yaitu gunung api
yang muncul pada jalur rekahan antar lempeng kerak bumi. Magma pada gunung api
zona ini berasal dari lapisan astenosfer/mantel bumi, yang keluar melalui
sela-sela retakan lempeng. Magmanya sangat cair, sehingga tidak
menghasilkan letusan yang eksplosif. Apabila terjadinya di tengah laut,
menghasikan relief yang berupa igir tengah samudera (mid oceanic ridge),
yakni igir yang memanjang sepanjang jalur rekahan lempeng atau berupa
dataran lava yang luas.
2)
Vulkanisme pada zona konvergen, yaitu gunung api
yang muncul pada zona pertemuan antara dua lempeng kerak bumi. Magmanya berasal
dari pencairan endapan laut yang berasal dari darat ketika menyusup (subduksi)
ke bawah lempeng benua. Endapan tersebut mempunyai tekanan yang besar dan
bersuhu panas, yang semakin lama semakin bertambah, sehingga mempunyai kekuatan
untuk mendesak keluar, yang biasanya menhasilkan letusan yang dahsyat. Gunung
api yang dihasilkan umumnya berbentuk kerucut, karena material letusannya yang
cenderung kental padat. Contoh gunung api pada zona ini antara lain: gunung
Kelud, Gunung Merapi, Gunung Krakatau, Gunung Fujiyama.
3)
Vulkanisme pada tengah lempeng kerak bumi yaitu gunung api yang muncul di
tengah-tengah lempeng kerak bumi tanpa adanya retakan. Magmanya
berasal pencairan astenosfer di bawah kerak bumi karena adanya penumpukan
mineral radioaktif. Pencairan tersebut menyebabkan kerak bumi menjadi tipis dan
mudah ditembus oleh magma, dan biasanya magmanya sangat cair serta tidak
menghasilkan letusan yang hebat.
Dilihat dari bentuknya, gunung api dibedakan menjadi tiga
yaitu:
1)
Gunung api kerucut (strato)
Gunung api ini terbentuk karena letusan (eksplosif) serta
lelehan (efusif) terjadi secara bergantian, sehingga terjadi penyusunan
material pembentuk tubuh gunung api yang beragam, yang semakin tinggi dan
mengerucut seiring dengan semakin seringnya terjadi letusan.
2)
Gunung api perisai (tameng)
Yaitu gunung api yang berbentuk seperti perisai, terjadi
karena lelehan magma yang bersifat sangat cair, sehingga membentuk lereng yang
sangat landai, dengan kemiringan 1° - 10°.
3)
Gunung api maar (corong)
Yakni gunung api yang berbentuk seperti corong, terbentuk
karena letusan yang hebat disertai dengan keluarnya gas yang menhilangkan
bagian puncak gunung, sehingga terbentuk kawah yang dikelilingi tanggul. Bagian
lekuk kawah biasanya ada yang terisi air yang menyebabkan terjadinya danau
kawah.
1. Diastropisme
Yaitu semua peristiwa yang
berhubungan dengan kekuatan gaya tarik menarik pada bagian kulit muka bumi
sehingga menghasilkan bentuk patahan dan lipatan. Patahan akan terjadi bila
struktur batuan mendapatkan tekanan yang sangat besar yang melewati batas titik
patah batuan, sedangkan akan terjadi lipatan jika tekanan horizontal saling
bertemu pada suatu titik batuan yang elastis.
1. Patahan
Patahan dibedakan dalam beberapa bentuk sebagai berikut:
1. Patahan
normal yaitu patahan yang arah lempeng batuannya mengalami penurunan yang
mengikuti arah
gaya berat.
2. Patahan
reverse yaitu patahan yang arah lempeng batuannya bergerak naik berlawanan
dengan arah gaya
berat.
3. Patahan
slip fault yaitu patahan yang dipengaruhi oleh dua tenaga penggerak lapisan
batuan yang saling
bertemu berawanan arah.
Makasih min udah ngejelasin tentang Pengertian dan contoh pegunungan patahan ^^
BalasHapus